Zobisnis.COM – Di zaman yang boleh dikatakan sebagai zaman yang serba susah ini, sudahkah anda memikirkan rencana-rencana masa depan yang belum sempat terwujud? Berhaji misalnya? Atau menyekolahkan anak hingga jenjang perguruan tinggi dan meraih gelar strata bahkan master atau professor?
Atau sekedar berlibur mengunjungi beberapa lokasi wisata yang menjadi favorit para turis baik yang domestic maupun internasional?
Jika anda belum memikirkannya, setelah membaca kalimat tadi, agaknya anda akan mulai memikirkan untuk melakukan berbagai usaha untuk dapat mewujudkan cita-rita atau rencana-rencana masa depan anda yang belum tercapai, Karena sekecil apapun mimpi dan impian yang anda bangun dari nol, impian tetaplah impian yang harus terus dikejar dan dicapai.
Kini, banyak orang yang memiliki target hidup yang belum tercapai sepenuhnya memutuskan untuk memulai sebuah bisnis kecil-kecilan milik keluarga yang awalnya membutuhkan modal yang tidak terlalu besar jumlahnya. Mencari modal usaha kecil seperti ini tidak mudah memang, tetapi jika anda berkemauan kuat, hal ini juga tidak sulit untuk dicari.
Realita dibalik sebuah brand ternama
Dewasa ini, kita dapat melihat berbagai nama atau pendatang baru dalam dunia bisnis terutama perdagangan dan jasa travel semakin menjamur di beberapa kota besar di Indonesia seperti Jakarta, Medan, Bandung, Surabaya, dan masih banyak lagi.
Berbagai bidang jasa dan usaha yang ditawarkan oleh masing-masing pengelola biasanya tidak jauh berbeda dengan produk-produk pendahulunya, hanya saja jika diperhatikan dengan saksama, para pendatang baru yang boleh dikatakan masih hijau ini biasanya masuk ke dalam dunia persaingan bisnis yang sangat ketat dengan melakukan berbagai inovasi meskipun masih dalam skala kecil.
Berbagai usaha akan mereka lakukan agar dapat menemukan sebuah produk baru yang laku di pasaran walaupun mereka mencoba peruntungannya dengan mengawali bisnis dengan modal yang tidak terlalu banyak.
Persoalan besar-kecilnya biaya awal yang harus dikeluarkan oleh setiap pengelola bisnis sebenarnya bukanlah sebuah permasalahan mutlak yang menentukan kesuksesan bisnis yang mereka rintis. Modal usaha kecil sebenarnya tidak akan menjadi hambatan bagi mereka yang mau berusaha,lho.
Jika anda tidak percaya, itu hak anda, namun cobalah kita tengok bersama beberapa pelaku bisnis yang telah sukses meskipun mereka memulai bisnisnya dengan modal awal yang relative kecil.
Sebagai contoh, saat ini, siapa orang Indonesia yang tidak mengenal nama “Amanda” dalam dunia bisnis kue basah? Ya, “Amanda” adalah sebuah brand pertama dan boleh dikatakan sebagai pelopor bisnis penjualan kue brownies kukus yang kini menjadi kudapan favorit banyak orang.
Tahukah anda, bahwa sebenarnya perusahaan yang kini kita kenal memiliki banyak cabang hampir di setiap kota-kota besar di Indonesia itu pun dulunya merintis bisnis ini dari nol dan awalnya bisnis ini merupakan usaha kecil-kecilan yang dilakukan oleh sang owner agar anak-anaknya dapat mengenyam pendidikan yang layak?
Pemasarannya pun tidak seperti yang kita lihat saat ini, berpusat di Bandung, pada awalnya “Amanda” hanya menjual produk mereka di rumah yang juga dijadikan sebuah toko kecil yang hanya memproduksi satu macam brownies kukus rasa coklat saja.
Pada awalnya, pangsa pasar mereka pun hanya berputar di sebuah kompleks perumahan di kota kembang. Pemasaran hanya dilakukan dari mulut ke mulut, dan juga dijajakan berkeliling seputar kompleks perumahan itu dengan menggunakan beberapa gerobak sederhana.
Betapa hal itu dapat menjadi sebuah motivasi bagi mereka yang ingin merintis bisnisnya sendiri walaupun mereka hanya memiliki modal usaha kecil dan jiwa wirausaha yang tinggi. Baca juga info tentang produk pinjaman bank BRI untuk modal usaha
Besarnya modal tidak berbanding lurus dengan keberhasilan
Selain itu, kini mulai banyak bermunculan pula generasi muda dan berbagai kalangan mahasiswa yang berinisiatif mencoba peruntungan mereka dengan menjadi wiraswastawan.
Seperti kebanyakan mahasiswa pada umumnya, meskipun mereka telah memasuki usia dewsa, namun banyak diantara mereka yang masih bergantung pada orangtua masing-masing untuk urusan biaya.
Terkadang, hal ini membuat mereka jengah sendiri, menandi kiriman uang yang tak kunjung datang dan ketika datang bisa habis dengan cepat.
Persoalan paling mendasar inilah yang kemudian menetaskan banyak kios-kios kecil di sekitar kampus. Sebagian besar memang dimiliki oleh warga setempat, namun beberapa diantaranya, ada pula yang dirintis dan dikelola oleh generasi muda yang masih berstatus sebagai “mahasiswa”.
Fenomena ini tidak hanya terjadi di kota-kota besar, bahkan di daerah Jatinangor yang biasa disebut “Bandung coret” pun banyak terdapat berbagai usaha yang dirintis oleh sekelompok mahasiswa.
Dan boleh dipastikan mereka pun awalnya merintis bisnis mereka dengan modal usaha kecil, namun berkat kermauan, ketekunan dan kecerdasan mereka dalam membaca peluang, dengan modal sedikit saja mereka dapat mengembangkan zona bisnis nya dengan membuka beberapa cabang.